Selamat Datang

Selamat membaca. Semoga bermanfaat !

Kamis, 19 Desember 2013

GOA MARIA SHISHI GUANGZHOU

        Lokasi Goa Maria berada didalam komplek Gereja Katedral Guangzhou, di Jalan Yide ( Yide Road ), tepatnya disamping kanan dari bangunan. Katedral ini berada ditengah-tengah keramaian pasar dan pemukiman. Namun demikian, setelah kita memasuki pagar gereja, terasa nuansa yang berbeda. Tempat ini dibuka untuk umum setiap harinya mulai pukul 07.00 waktu setempat dan ditutup menjelang tengah hari, tetapi pada hari libur nasional waktunya diperpanjang oleh pihak pengelola.





Berfoto didepan Goa Maria Shishi, Gereja Katedral Guangzhou 2013.

Minggu, 01 Desember 2013

PONTIANAK KOTA KHATULISTIWA

       Singgah di kota Pontianak pada akhir bulan November 2013 setelah sembilan tahun lebih lamanya, sejak kunjungan terakhir kami awal Februari 2004 meninggalkan kesan mendalam. Banyak pemandangan yang telah berubah. Pertumbuhan penduduk juga terasa lebih padat, banyak perumahan baru dan ruko-ruko baru dibangun dipusat-pusat keramaian.
Satu yang pasti, cuaca yang cerah, matahari yang bersinar terik dan udara yang terasa panas, menandai kehadiran kami semenjak menginjakkan kaki di Bandara Supadio.

Tugu Katulistiwa, terletak di Jalan Katulistiwa.

Gerbang depan memasuki area Tugu Katulistiwa. Tidak ada pungutan atau biaya tanda masuk menuju tempat umum ini.



Salah satu sudut kota Pontianak.

Jalannya lebar dan bersih.

Dari atas Jembatan Landak.
Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak sedang direnovasi untuk penambahan gedung baru.
Salah satu pasar tradisional di Pontianak, Pasar Flamboyan yang terletak di Jalan Gajah Mada.
Salah satu kios daging ular dan penyu di Pasar Flamboyan.
Sejenis siput dan kepiting yang digemari masyarakat lokal.
       Mayoritas penduduk kota adalah etnis Tionghoa yang sudah turun temurun tinggal di tempat ini, lahir, besar, bekerja dan berkarir berbaur dengan suku Melayu dan suku Dayak asli setempat. Bahkan banyak dari mereka masih dililit kemiskinan, terutama didaerah pinggiran.
       Bila diperkotaan mereka berdagang dan bekerja pada perusahaan, sedang dipinggiran mereka kebanyakan adalah petani penggarap kebun. Banyak yang seumur hidup mereka belum pernah keluar dari tempat tinggal asalnya.
       Kuliner di Pontianak beragam. Banyak restoran masakan Padang dipusat keramaian berbaur dengan rumah makan Chinese Food. Ada beberapa restoran vegetarian yang pantas dicoba karena menu prasmanannya cukup beragam, dan yang pasti harganya murah meriah. Rata-rata perporsinya Rp. 12.000 sampai Rp. 17.000. Untuk harga nasi campur dengan menu tidak halal, yang isinya irisan daging babi serta gulai ayam, perporsinya rata-rata Rp. 24.000. Rumah Makan Vegetarian banyak terdapat di Jalan Siam, tidak jauh dari Jalan Gajah Mada.
       Pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi di Jalan Gajah Mada adalah Ligo Mitra. Swalayan berlantai 2 ini lengkap menyediakan aneka kebutuhan sehari-hari sampai pakaian serta peralatan serbaguna dan elektronik. Tempatnya nyaman dan sejuk karena berpendingin udara. Didekatnya juga terdapat toko kue yang sangat enak. Sedangkan tidak jauh dari situpun bertebaran hotel-hotel besar dan kecil. Hotel Gajah Mada bisa menjadi acuan bila menginginkan kenyamanan bersama keluarga. Bila budget terbatas, coba saja Queen Hotel, yang harga kamar standarnya permalam Rp. 110.000 dengan kamar mandi diluar dan satu kamarnya terdiri dari dua buah single bed. Atau dengan kamar mandi didalam dengan satu tempat tidur ukuran queen dengan harga Rp. 150.0000 permalam. Sudah ada air panas, AC dan gratis WiFi.
       Menjelajah Kota Pontianak tentu tidak cukup hanya sehari saja. Perlu dua sampai tiga hari baru bisa puas menikmatinya, terutama mencicipi durian lokal yang harganya murah meriah. Harganya berkisar antara Rp. 7.500 sampai Rp. 25.000 perbuah, tergantung ukurannya. Maknyusss....
  

Minggu, 13 Oktober 2013

ONELINK PLAZA

       Onelink Plaza yang terletak di Jiefang South Road di area Haizhu Square, Guangzhou, merupakan pusat grosiran pernak-pernik yang cocok dijadikan oleh-oleh.
       Harganya murah untuk pembelian grosir. Sebagai contoh, gelang karet yang ketika ditanya berapa harga satuannya, akan dijawab dengan kernyitan dahi dan asal sebut, 5 Yuan. Tetapi bila kita tanya berapa harga perlusinnya akan menjadi 24 Yuan. Karena tujuannya untuk oleh-oleh, sekalian saja membeli lusinan.

       Demikian pula dengan gantungan kunci unik yang terbuat dari kain. Harga satuannya adalah 5 Yuan, tetapi bila membeli 1 lusin harganya menjadi 32 Yuan. Untuk pajangan, harganya 15 Yuan, membeli 6 buah harganya turun menjadi 78 Yuan. Untuk barang yang lebih mahal lagi, aku memperoleh sebuah pajangan unik seharga 35 Yuan dari harga awalnya 50 Yuan, 170 Yuan dari harga awal 200 Yuan dan 25 Yuan dari harga awal 45 Yuan.
       Belanja di pusat grosir memang lebih murah. Dan harga disini memang super murah pula. Untuk sebuah barang yang sama persis dengan yang pernah kulihat di Jakarta, yakni sebuah pajangan dari kuningan, disini dijual seharga 170 Yuan (setara Rp.322.150/kurs 1Yuan=Rp.1.895) ,di Jakarta dibanderol Rp. 1.300.000 nett. Rasanya 'happy' selangit bisa mendapatkannya.

Kamis, 10 Oktober 2013

GUANGZHOU CULTURAL PARK

       Secara tidak sengaja, saat berjalan menyusuri Yanjiang West Road, kami mengambil jalan memutar untuk melihat-lihat keramaian dan sampailah kami di depan gerbang Guangzhou Cultural Park, di Xidi 2nd Road. Untuk memasuki taman ini tidak dipungut biaya.
       Rupanya ini adalah taman rekreasi umum bagi warga disekitarnya. Taman dihiasi lampu-lampu berbentuk perahu, bunga dan kipas serta masih banyak lagi. Saat sore tiba, sudah banyak pengunjung yang sampai dilokasi untuk menanti malam tiba, karena lampu-lampu akan dinyalakan setelah pukul 18.30.
       Saat lampu dinyalakan, suasana langsung berubah gemerlap dan orang-orang mulai mengerumuni aneka macam hiasan lampu tersebut. Tidak ada satupun pedagang kaki lima yang berjualan didalam area ini.








'CARI MAKAN' DI GUANGZHOU

       Pertama kali tiba di Guangzhou, hal yang terpikir adalah tempat makan karena suara alami didalam perut sudah mulai berbunyi. Banyak resto dan tempat makan bertebaran disepanjang jalan terutama bila dekat dengan pusat perbelanjaan. Rata-rata Rumah Makan Siap Saji memasang harga 20 Yuan hingga 35 Yuan.
Menunya rata-rata adalah nasi putih atau hainan dengan ayam atau bebek panggang serta sayuran. Ada juga yang menambahkan semangkuk sop bening.
       Rumah Makan yang lebih sederhana adalah yang bergaya ala prasmanan. Resto-resto tersebut menawarkan menu paket dengan harga mulai dari 10 Yuan untuk 1 macam lauk/daging dan 2 macam sayuran. Paket seharga 12,5 Yuan dapat memilih 1 macam daging dan 3 macam sayuran. Paket 15 Yuan dapat memilih 1 potong besar daging atau 2 macam daging dengan 3 macam sayuran.
       Pilihan dagingnya adalah babi samchen, bebek panggang, ayam panggang, ayam rebus, ayam kecap dan gulai daging sapi. Sedangkan tumisan sayuran terdiri dari pare, sawi putih, sawi hijau, kangkung, buncis, kacang panjang, toge, terong dan masih banyak lagi.
       Tetapi porsi yang dihidangkan benar-benar porsi besar dengan nasi 'segunung' dan lauknya yang 'gak kira-kira ngambilnya'. Sungguh menakjubkan karena kami tidak pernah makan sebanyak itu, sedangkan pengunjung disebelah kami adalah dua orang gadis belia dengan ukuran badan yang langsing dan ramping, menyantap menu yang sama dan mereka tampak biasa-biasa saja menyantap semua makanannya. Waduh...kemana larinya semua makanan itu? Sedangkan aku dan suami ketika tiba kembali ke tanah air naik masing-masing 1 kg, padahal kita sering berbagi makanan loh karena besarnya porsi makanan tadi.

Saat menyantap makan siang disalah satu resto di Aiqun Dasha. Satu porsi nasi terdiri dari potongan ayam kecap dan sayuran serta semangkuk sop ayam seharga 22 Yuan.

Saat menyantap makan malam di Beijing Road. Restonya ala tenda. Satu porsi nasi dengan tumisan dan bebek panggang serta sop sayuran seharga 10 Yuan. Lihatlah porsinya....?!
Pedagang dipinggir jalan menjajakan kwetiau yang dibumbui kuah kecap, mie goreng serta bubur. Harga seporsinya adalah 2,5 Yuan. Murah meriah dan banyak terdapat di Pasar Tradisional di sekitar Haizhu Square.

Food Court di Lantai 7 Pusat Elektronik BUYNOW di Gangding. Makanan disini berkisar antara 20 Yuan hingga 45 Yuan. Minuman mulai dari 4,5 Yuan hingga 9 Yuan.

Untuk sarapan di kamar hotel, yang paling praktis adalah mie instan. Dapat dibeli di minimarket 'FamilyMarket' yang mirip-mirip Alfa atau Indomaret di Indonesia. Harganya beragam mulai dari 5 Yuan hingga 7 Yuan. Porsinya juga besar.
       Kuliner di Guangzhou sangat beragam. Restoran-restoran kelas atas menyajikan seafood dan western food. Makanan siap saji seperti Mc. Donald dan KFC juga ada. Sedangkan yang versi lokal bernama 'KungFu' dengan gambar Bruce Lee berbaju kuning yang sangat populer di Guangzhou. Jajanan pinggir jalan yang sangat populer adalah baso goreng kuah (3 Yuan/5 butir), cumi bakar (10 Yuan/3 tusuk), jagung rebus (3 Yuan), air tebu (5 Yuan/ botol 330ml), air delima merah (10 Yuan/ botol 330ml), potongan buah melon dan semangka (2 Yuan/ 1/6 buah), sesisir pisang ambon (2 Yuan), sosis bakar (3 Yuan) dan masih banyak lagi.
       Bagi umat Muslim ada juga resto halal tersebar dibeberapa tempat. Umumnya dikelola oleh warga lokal pendatang (suku Uigur) dan orang-orang Arab. Sate kambing dan kue kamir serta kebab juga banyak dijajakan di kaki lima. Umumnya resto halal ada tulisan Arabnya dan salah satu yang selalu ramai pengunjung di dekat kami menginap adalah Maccah yang dikelola oleh warga keturunan Arab.
       Untuk air minum, lebih baik membeli yang sudah dikemas dalam botol plastik. Ukuran 600 ml dijual mulai 1,5 Yuan hingga 2 Yuan. Sedangkan yang 1,5 L dijual mulai 2 Yuan hingga 3 Yuan. Ada kemasan 4,5 L yang dijual seharga 10 Yuan.
       Bila bertandang ke daerah manapun, kami tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mampir ke pasar tradisioanal. Pasar yang kami masuki kali ini terletak di Haizhu South Road, namanya Haizhu Market.
Pasar basah terletak di lantai atas. Dibawah adalah makanan kering dan peralatan dapur. Tetapi seperti pasar tradisional dimanapun, selalu saja ada kaki limanya. Demikian pula ditempat ini.
       Pasar buka sedari pagi sampai menjelang malam. Sedangkan kaki lima hanya sampai tengah hari.



    

SHAMIAN ISLAND

       Shamian Island merupakan sebuah pulau yang terletak di Distrik Liwan, Guangzhou, China. Pulau ini terbentuk hampir seluruhnya dari hamparan pasir. Apa yang membuat Shamian Island menjadi destinasi kunjungan wisata di Guangzhou adalah arsitektur bangunan-bangunan disana yang merupakan warisan kolonial Perancis dan Inggris pada masa abad ke-18 dan 19.
           
       Untuk menuju Shamian Island dapat menggunakan Metro Subway, turun di Huangsha Station lalu keluar melalui Exit D. Berjalan menuju jembatan penyeberangan dan turun menuju ke Shamian North Road.
Di Pulau ini terdapat nuansa yang berbeda dengan lingkungan disekitarnya, karena arsitektur bangunannya bergaya Eropa.






Jalan-jalan pagi di Shamian Island


Para manula berolahraga

       Ditempat ini adalah surga bagi para manula. Ada klub dansa, taichi dan wushu. Sebagian lagi bermain badminton, jalan santai atau sekedar duduk ditaman yang banyak terdapat ditempat ini.

TRANSIT DI LCCT, KUALA LUMPUR

LCCT adalah terminal utama Maskapai Air Asia di Kuala Lumpur





       LCCT merupakan terminal kargo, yang dipakai oleh Maskapai Air Asia untuk semua penerbangan dari dan menuju Kuala Lumpur serta transit bagi penerbangan yang juga memakai Maskapai Air Asia.

Saat transit di LCCT

BAIYUN INTERNATIONAL AIRPORT, GUANGZHOU

Departures Hall
Petunjuk Loket Check In

Timbangan barang. Tersedia di masing-masing Loket Check In.

Bandara yang nyaman dengan petunjuk arah yang jelas, memudahkan para penumpang mencari loket check in dan gerbang boarding. Terdapat layanan cuma-cuma untuk mengepak barang kedalam dus karton serta mengikat koper.

Petugas Bandara selalu sigap

Banyak Outlet barang-barang branded

Food Corner
Loket Check In