Minggu, 2 September 2012, kami sekeluarga mengikuti ziarah rohani ke Goa Maria Bukit Kanada Rangkas Bitung di Propinsi Banten. Ziarah kali ini diikuti hampir seluruh anggota Lingkungan St. Norbertus Paroki St. Paulus, Depok.
Ada yang istimewa dari ziarah kali ini, setidaknya menurut pendapat pribadiku.
Istimewanya karena ziarah kali ini sukses tanpa bisa dihalangi. Bukan tanpa halangan seperti sebagaimana mestinya kita dengar. Mengapa dikatakan demikian? Semua itu karena panitia mengalami "musibah" pada saat-saat terakhir keberangkatan, tetapi berkat kompetensi mereka serta bimbingan Roh Kudus, acara ini tetap dapat terselenggara.
Seperti pada penyelenggaraan acara ziarah apapun, selalu ada saja yang pada 'last minute' menyatakan batal ikut atau ada juga yang baru mendaftar. Hal itu dianggap lumrah saja oleh panitia karena semua akomodasi dan transportasi bisa ditangani. Demikian juga dengan konsumsi, panitia juga sudah bekerjasama dengan pihak rumah tangga paroki disana untuk menyiapkan semua keperluan.
Panitia cukup menyediakan minuman kemasan dan bingkisan serta hadiah door prize. Sehari sebelum keberangkatan, panitia berkumpul untuk mengecek kembali semua perlengkapan yang akan dibawa keesokkan harinya. Umat diingatkan untuk bersiap pada pukul 05.30 ditempat yang telah ditentukan.
Pukul 04.00 dihari Minggu, 2 September 2012, salah seorang panitia mendapatkan kabar buruk lewat telepon. Pihak PO yang menyediakan bus membatalkan kontrak secara sepihak. Dengan alasan bus yang dijanjikan tidak ada. Coba bayangkan bagaimana rasanya mendengar kabar semacam itu di pagi buta, sekitar 2 jam sebelum keberangkatan? Bagaimana menghadapi ratusan umat yang telah gegap gempita dan penuh suka cita hendak berangkat ziarah? Bagaimana mempertanggungjawabkan semua ini? Puji Tuhan! Ketua Panitia kali ini adalah orang yang sangat kompeten dalam bidang pengurusan transportasi, akomodasi dan berpengalaman dalam menghadapi situasi dan kondisi mendesak semacam ini. Beliau terkaget-kaget dan shock, tentu saja sangat marah. Tetapi dengan kepala dingin beliau mengerahkan segala kemampuan dan semua konektivitasnya selama ini untuk mencari jalan keluar. Beliau langsung menghubungi sebuah PO terpercaya dan karena beliau sudah membina hubungan baik serta kerjasama dimasa yang lalu dengan PO ini, maka dalam waktu 2,5 jam kemudian semua masalah teratasi. Bus PO "BB" tiba hanya 1 jam terlambat dari jadwal keberangkatan semestinya. Tidak ada umat yang menyadari insiden besar 2,5 jam sebelumnya. Mereka hanya mengira bahwa kebiasaan jam karet yang telah membuat mereka menunggu lebih lama.
Perjalanan berjalan mulus meski disertai kemacetan dan kondisi jalan beraspal yang bolong-bolong di sepanjang perjalanan menuju lokasi. Tetapi karena perjalanan ini penuh suka cita, maka semua umat menikmatinya.
Setibanya disana kami langsung mengikuti ibadat jalan salib. Setelah itu dilanjutkan dengan Misa Kudus.
Selesai Misa, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama. Selanjutnya adalah acara bincang-bincang untuk umat dewasa sedangkan anak-anak dipandu oleh OMK memulai acara mewarnai. Acara bincang-bincang dipandu oleh Ketua Lingkungan dan diselingi pengundian door prize. Sebagaimana biasanya, ibu-ibu paling ramai dalam acara ini. Anak-anak juga memperoleh bingkisan setelah menyelesaikan lomba mewarnai.
Seluruh umat dilibatkan dalam diskusi besar mengenai pembentukan KUB (Komunitas Umat Basis) sebagai ganti dari Lingkungan yang selama ini menaungi kami. Lingkungan nantinya akan berganti menjadi Wilayah. Sedangkan nantinya KUB terdiri dari hanya sekitar 20 KK. Kemungkinan akan ada 3 KUB yang terbentuk.
Suara umat 90% pesimis akan wacana tersebut mengingat rendahnya partisipasi umat pada kegiatan lingkungan. Diskusi disudahi dengan kesepakatan bahwa wacana patut diuji coba. Semua teknis pelaksanaan akan ditentukan kemudian.
Bila nanti Lingkungan St. Norbertus berganti nama menjadi Wilayah St. Norbertus, maka ziarah kali ini juga adalah yang terakhir bagi kami memakai nama Lingkungan St. Norbertus, karena periode kepengurusan Lingkungan St. Norbertus sekaligus juga hampir berakhir pada saat ini.
Pk. 17.00 kami meninggalkan lokasi untuk kembali ke rumah masing-masing. Puas, kenyang, capek tapi ada keinginan semoga suatu saat nanti bisa berziarah bersama kembali. Tuhan memberkati!
Ada yang istimewa dari ziarah kali ini, setidaknya menurut pendapat pribadiku.
Istimewanya karena ziarah kali ini sukses tanpa bisa dihalangi. Bukan tanpa halangan seperti sebagaimana mestinya kita dengar. Mengapa dikatakan demikian? Semua itu karena panitia mengalami "musibah" pada saat-saat terakhir keberangkatan, tetapi berkat kompetensi mereka serta bimbingan Roh Kudus, acara ini tetap dapat terselenggara.
Seperti pada penyelenggaraan acara ziarah apapun, selalu ada saja yang pada 'last minute' menyatakan batal ikut atau ada juga yang baru mendaftar. Hal itu dianggap lumrah saja oleh panitia karena semua akomodasi dan transportasi bisa ditangani. Demikian juga dengan konsumsi, panitia juga sudah bekerjasama dengan pihak rumah tangga paroki disana untuk menyiapkan semua keperluan.
Panitia cukup menyediakan minuman kemasan dan bingkisan serta hadiah door prize. Sehari sebelum keberangkatan, panitia berkumpul untuk mengecek kembali semua perlengkapan yang akan dibawa keesokkan harinya. Umat diingatkan untuk bersiap pada pukul 05.30 ditempat yang telah ditentukan.
Goa Maria Kanada Rangkas Bitung, Banten Berada di Paroki Santa Maria Tak Bernoda, Rangkas Bitung, Banten. |
Perjalanan berjalan mulus meski disertai kemacetan dan kondisi jalan beraspal yang bolong-bolong di sepanjang perjalanan menuju lokasi. Tetapi karena perjalanan ini penuh suka cita, maka semua umat menikmatinya.
Setibanya disana kami langsung mengikuti ibadat jalan salib. Setelah itu dilanjutkan dengan Misa Kudus.
Selesai Misa, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama. Selanjutnya adalah acara bincang-bincang untuk umat dewasa sedangkan anak-anak dipandu oleh OMK memulai acara mewarnai. Acara bincang-bincang dipandu oleh Ketua Lingkungan dan diselingi pengundian door prize. Sebagaimana biasanya, ibu-ibu paling ramai dalam acara ini. Anak-anak juga memperoleh bingkisan setelah menyelesaikan lomba mewarnai.
Seluruh umat dilibatkan dalam diskusi besar mengenai pembentukan KUB (Komunitas Umat Basis) sebagai ganti dari Lingkungan yang selama ini menaungi kami. Lingkungan nantinya akan berganti menjadi Wilayah. Sedangkan nantinya KUB terdiri dari hanya sekitar 20 KK. Kemungkinan akan ada 3 KUB yang terbentuk.
Suara umat 90% pesimis akan wacana tersebut mengingat rendahnya partisipasi umat pada kegiatan lingkungan. Diskusi disudahi dengan kesepakatan bahwa wacana patut diuji coba. Semua teknis pelaksanaan akan ditentukan kemudian.
Bila nanti Lingkungan St. Norbertus berganti nama menjadi Wilayah St. Norbertus, maka ziarah kali ini juga adalah yang terakhir bagi kami memakai nama Lingkungan St. Norbertus, karena periode kepengurusan Lingkungan St. Norbertus sekaligus juga hampir berakhir pada saat ini.
Pk. 17.00 kami meninggalkan lokasi untuk kembali ke rumah masing-masing. Puas, kenyang, capek tapi ada keinginan semoga suatu saat nanti bisa berziarah bersama kembali. Tuhan memberkati!