Kami memanfaatkan liburan kali ini untuk pergi ke Garut, Jawa Barat. Ini bukan pertama kalinya kami kesana. Tetapi kali ini kami benar-benar meluangkan waktu untuk berkeliling di kota itu.
Kota Garut terletak tidak jauh dari Bandung, ibukota Jawa Barat. Kabupaten Garut memiliki struktur topografi yang unik. Garut dibagian utara adalah dataran tinggi yang dikelilingi oleh gunung-gunung di sisi kotanya. Sedangkan bagian selatannya adalah dataran rendah dan memiliki garis pantai yang terjal. Pantai menghadap langsung ke Samudera Hindia.
Perjalanan kami melalui tol Cikampek - Padalarang - Cileunyi. Tidak ada kemacetan berarti terutama di jalur Nagrak. Mungkin karena hari libur, jadi truk-truk besar perusahaan angkutan barang juga sedang diliburkan.
Pemandangan Tol Sadang - Cileunyi |
Menurut pedagang di tempat ini, jaket-jaket tersebut banyak dibawa keluar daerah oleh sesama pedagang lain dan tentu saja harga jualnya menjadi lebih tinggi. Menurut pedagang ini, harga jual di Jakarta bisa mencapai dua kali lipatnya. Bila kita menginginkan model serta ukuran yang spesifik, mereka juga menerima pesanan jahitan. Rata-rata satu pesanan bisa selesai dalam waktu satu minggu. Pesanan yang biasa diterima adalah celana, jaket serta sepatu boot. Untuk sepasang boot setinggi lutut dihargai Rp. 300.000.
Ada sebuah toko yang menjual dan menerima pesanan jahit untuk jaket kulit yang cukup ramai pengunjungnya, yaitu Global Leather Industry di Jalan Ahmad Yani No. 279, dan No. 318, Sukaregang.
Pilihan bahan kulitnya beragam, demikian pula dengan model-modelnya. Untuk sebuah jaket kulit dari bahan kulit sapi dihargai Rp. 900.000. Toko ini melayani pembelian secara online. Selain menjual jaket, juga ada tas, sandal dan sepatu serta kain batik garutan.
Ada sebuah toko yang menjual dan menerima pesanan jahit untuk jaket kulit yang cukup ramai pengunjungnya, yaitu Global Leather Industry di Jalan Ahmad Yani No. 279, dan No. 318, Sukaregang.
Pilihan bahan kulitnya beragam, demikian pula dengan model-modelnya. Untuk sebuah jaket kulit dari bahan kulit sapi dihargai Rp. 900.000. Toko ini melayani pembelian secara online. Selain menjual jaket, juga ada tas, sandal dan sepatu serta kain batik garutan.
Kami juga menyempatkan diri untuk mengunjungi langsung tempat penyamakan kulit di daerah tersebut. Ternyata disentra pengrajin kulit ini terdapat banyak tempat penyamakan kulit skala industri rumah tangga. Para pengrajin ini terbagi dalam beberapa tahap pekerjaan, ada yang menangani sendiri pengerjaan mulai dari pembelian kulit mentah, menyamak dan proses pewarnaan, pengeringan sampai pada proses pembuatan pola, penjahitan dan pemasaran produk. Tampaknya pekerjaan mereka sudah dilakukan turun temurun. Tetapi ada juga beberapa pedagang lain yang hanya membuka outlet saja dengan barang-barang yang dipasok dari pengrajin setempat. Sentra kulit Sukaregang buka dari pagi hari sampai malam.
Tempat lain yang kami kunjungi adalah Pasar Ceplak, yakni pasar jajanan malam yang menyajikan banyak makanan ala Sunda berupa ayam bakar, ayam goreng, iso, paru serta tahu dan tempe serta sambal lalapan. Jajanan yang lain adalah bubur ayam tasikmalaya dan tahu sumedang. Ada juga soto ayam dan mie baso. Mie baso Parahyangan adalah kios mie baso yang ramai pengunjung.
Sebenarnya kami ingin mengunjungi tempat pembuatan batik tulis garutan, tetapi karena waktu yang terbatas, kami hanya sempat mampir di toko yang menjual batik garutan. Batik garutan memiliki motif yang tidak terlalu ramai, khas dengan sulur-sulur dan warna yang cerah tetapi tidak mencolok. Ragamnya tidak terlalu banyak saat kami melihat-lihat contoh kain di tempat tersebut. Untuk batik cap, rata-rata dijual dengan harga Rp. 35.000 permeter dengan lebar 115 cm. Sedangkan untuk batik tulis berbahan katun primissima dijual dengan harga berkisar antara Rp. 650.000 sampai Rp. 850.000 per-helainya dengan ukuran panjang 220 cm sampai 240 cm dan lebar kain 105 cm sampai 115 cm.
Kami sempat mencari-cari penginapan di daerah Cipanas, Garut. Tetapi karena liburan panjang, kamar hotel sudah penuh semua. Hanya ada kamar kolam berendam saja yang disewakan Rp. 25.000 perkamarnya.
Motif khas Batik Garutan. |
Salah satu hotel di daerah Cipanas, Garut. |
Hotel Paseban di Jl. Otista. Tarif permalam dimulai dari harga Rp. 250.000. untuk kamar standar. |
Hotel Alamanda adalah hotel baru dengan penataan interior yang indah dan memberi kesan bersih dan nyaman. Tarifnya berkisar Rp. 350.000 sampai Rp. 450.000 per malam. |
Dodol yang dijajakan hampir di seluruh pelosok kota Garut ini sangat mengundang selera. Selain karena menawarkan aneka rasa dan bentuk, juga karena kemasannya yang sangat unik dan lucu.
Yang menjadi tren dahulu adalah dodol Picnic yang dusnya berwarna merah muda serta dodol Herlinah yang bentuknya panjang-panjang seukuran kelingking dengan aneka rasa dan warna. Tren terkini adalah coklat isi dodol yang dipelopori oleh merk Chocodot serta coklat dengan aneka rasa, termasuk rasa yang tidak lazim seperti coklat rasa chilli dan ginger. Kemasannya sangat kreatif, mulai dari bungkusnya yang berwarna-warni atau yang disertai kata-kata lucu seperti: Coklat Gawat Darurat, Coklat Sesuwatu, Coklat Anti Galau, dan lain-lain, juga ada yang dikemas dalam besek-besek mungil yang terbuat dari anyaman bambu dan terdapat dalam beragam bentuk dan warna p Harga coklat mulai dari Rp. 7.500 sampai Rp. 20.000. Sedangkan dodol dapat dibeli kiloan dengan harga Rp. 22.000 per kilo.
Oleh-oleh lain yang tak kalah menarik adalah kecap Tin Tin yang merupakan kecap asli buatan Garut. Kecap ini dapat dibeli ditoko-toko sembako disepanjang jalan dengan harga Rp. 16.500 perbotolnya.
Teh juga banyak dijajakan sebagai oleh-oleh di kota ini. Kebanyakan adalah jenis teh hijau.
Ada sebuah toko kue dan roti yang bernama Larissa di Garut. Toko ini ramai pengunjung sepanjang hari dan menjajakan banyak jenis kue dan roti. Kami mampir membeli oleh-oleh untuk sahabat kami yang akan kami kunjungi di daerah Cilawu, sekitar 6 km menuju Tasikmalaya.
Kehangatan yang diberikan oleh keluarga Pak Nandang yang asli Cilawu, memberi kesan mendalam bagi kami. Keluarga sederhana namun penuh cinta ini menjadi sahabat kami sejak lama. Melewati waktu dan banyak kenangan manis menjadikan persahabatan kami kokoh dan saling mendukung. Persahabatan tidak mengenal perbedaan iman dan warna kulit. Bila sudah berkumpul, kami benar-benar menyatu dalam canda tawa serta cerita-cerita seru. Yang mengagumkan dalam hal bertamu ke rumah mereka adalah jamuan makanannya. Sudah itu, masih diberi bekalan pula untuk dibawa pulang plus oleh-oleh khas Garut. Pak Nandang adalah seorang petani yang sekaligus masih aktif berdinas di Koramil Cilawu dalam satuan Kostrad. Karena usianya kini sudah menginjak 50 tahun, beliau hanya bertugas melatih regu tembak dan bela diri sementara mempersiapkan penggantinya sebelum beliau pensiun.
Sebagai usaha sampingan, beliau memiliki kebun dan sawah serta tambak yang kata Pak Nandang, "alhamdulilah" dapat menghidupi 4 anak serta istrinya. Puji Tuhan. Ketika berpamitan, ada rasa haru sekaligus bahagia karena pertemuan dan perpisahan. Mudah-mudahan liburan Natal nanti kami bisa kembali kesana bersama keluarga.
Sebenarnya kami juga berminat melihat keindahan alam lain yakni di daerah Wanaraja yang terkenal dengan gunung piramidanya serta kolam air panas di Sampireun. Tetapi waktu tidak mencukupi dan kami harus segera kembali ke Jakarta.