Bila berkunjung ke Purwakarta, pastikan untuk mampir di kawasan wisata Waduk Jatiluhur. Kawasan ini dikelola secara terpadu menjadi tempat wisata alam, wisata kuliner sekaligus penginapan dan resort serta tempat usaha budidaya ikan. Untuk masuk ke kawasan ini cukup membayar Rp. 6000,- per-orang.
Disepanjang kawasan wisata Jatiluhur terdapat beberapa hotel dan resort yang dipakai sebagai tempat konferensi dan acara gathering. Penduduk disepanjang jalan dikawasan ini memanfaatkan tempatnya untuk menjajakan es kelapa muda dan mie instan. Ada juga beberapa rumah makan yang menyediakan musik karaoke bagi pengunjungnya. Yang lebih banyak lagi adalah usaha WC umum.
Saat kami tiba di pinggir waduk, cuaca sangat cerah dan terik. Kami hanya mengunjungi tempat pelelangan ikan, tetapi karena waktu pelelangan belum tiba, maka pasar tampak sepi. Kami dianjurkan untuk menyeberangi waduk menuju tempat budidaya ikan yang terletak di tengah waduk. Disana terdapat 2 buah restoran terapung. Menu makanannya semua terdiri dari ikan, mulai dari gurame bakar dan goreng, ikan mas dan nila yang dibakar dan digoreng serta sambal lalap. Kami tidak tertarik untuk mencobanya karena hawa panas dari waduk sangat tidak nyaman. Mungkin lebih baik bila kesana pada sore hari supaya tidak terik terpanggang matahari.
Selain itu, terdapat banyak perahu bermotor dan sampan untuk disewakan yang dapat membawa wisatawan dari pinggir waduk menuju ke tengah, dimana terdapat restoran apung serta tempat budidaya ikan. Para pengusaha budidaya ikan tersebut menempati kavling-kavling yang dibatasi oleh tong-tong terapung. Karena kami tidak mengunjungi tempat tersebut maka kami tidak mengetahui dengan pasti bagaimana cara budidaya mereka. Mungkin lain kali kunjungan kami kesana.
Tidak banyak oleh-oleh lain selain ikan asin dan terasi. Ada juga rengginang mentah serta kerupuk. Akhirnya kami beristirahat di sebuah warung dipinggir waduk yang kebetulan terletak dibawah naungan pohon. Kami menikmati kelapa muda. Harganya Rp. 10.000,- perbuah, harga yang cukup mahal untuk sebutir kelapa, tetapi mengingat dihidangkannya di kawasan wisata, harga tersebut cukup sesuai.
Kami tidak bermalam di kawasan ini karena saat kami berkunjung bukanlah hari libur. Hotel-hotel dikawasan ini sepi dan tampak tidak ada kegiatan. Kami akhirnya memutuskan untuk menginap di tempat lain saja.
Kami memilih sebuah hotel di pusat kota Purwakarta, tepatnya di Hotel Parahyangan di Jl. Jend. Sudirman. Hotel ala losmen berlantai 2 ini dikelola lumayan baik. Kamarnya bervariasi. Untuk kamar standar, tarifnya Rp. 150.000,- / malam, sudah ber-AC dan twin bed. Yang unik adalah, semua kamar memiliki teras. Kami mengambil kamar dilantai atas yang terletak paling ujung atau hook dan menghadap langsung ke jalan raya, jadi viewnya cukup indah.
Sepanjang jalan Jend. Sudirman adalah pusat perbelanjaan dan mal serta restoran. Pada malam hari kami menyusuri sepanjang jalan ini dan melihat-lihat keramaian kota. Tidak ada pedagang kaki lima di sepanjang trotoar yang lebar dan berlantai keramik tersebut. Kota ditata sangat rapi dan dimana-mana disediakan tempat sampah. Sungguh menyenangkan. Perjalanan ke Purwakarta kali ini meninggalkan kesan yang mendalam di hati kami.
Disepanjang kawasan wisata Jatiluhur terdapat beberapa hotel dan resort yang dipakai sebagai tempat konferensi dan acara gathering. Penduduk disepanjang jalan dikawasan ini memanfaatkan tempatnya untuk menjajakan es kelapa muda dan mie instan. Ada juga beberapa rumah makan yang menyediakan musik karaoke bagi pengunjungnya. Yang lebih banyak lagi adalah usaha WC umum.
Saat kami tiba di pinggir waduk, cuaca sangat cerah dan terik. Kami hanya mengunjungi tempat pelelangan ikan, tetapi karena waktu pelelangan belum tiba, maka pasar tampak sepi. Kami dianjurkan untuk menyeberangi waduk menuju tempat budidaya ikan yang terletak di tengah waduk. Disana terdapat 2 buah restoran terapung. Menu makanannya semua terdiri dari ikan, mulai dari gurame bakar dan goreng, ikan mas dan nila yang dibakar dan digoreng serta sambal lalap. Kami tidak tertarik untuk mencobanya karena hawa panas dari waduk sangat tidak nyaman. Mungkin lebih baik bila kesana pada sore hari supaya tidak terik terpanggang matahari.
Selain itu, terdapat banyak perahu bermotor dan sampan untuk disewakan yang dapat membawa wisatawan dari pinggir waduk menuju ke tengah, dimana terdapat restoran apung serta tempat budidaya ikan. Para pengusaha budidaya ikan tersebut menempati kavling-kavling yang dibatasi oleh tong-tong terapung. Karena kami tidak mengunjungi tempat tersebut maka kami tidak mengetahui dengan pasti bagaimana cara budidaya mereka. Mungkin lain kali kunjungan kami kesana.
Tidak banyak oleh-oleh lain selain ikan asin dan terasi. Ada juga rengginang mentah serta kerupuk. Akhirnya kami beristirahat di sebuah warung dipinggir waduk yang kebetulan terletak dibawah naungan pohon. Kami menikmati kelapa muda. Harganya Rp. 10.000,- perbuah, harga yang cukup mahal untuk sebutir kelapa, tetapi mengingat dihidangkannya di kawasan wisata, harga tersebut cukup sesuai.
Kami tidak bermalam di kawasan ini karena saat kami berkunjung bukanlah hari libur. Hotel-hotel dikawasan ini sepi dan tampak tidak ada kegiatan. Kami akhirnya memutuskan untuk menginap di tempat lain saja.
Kami memilih sebuah hotel di pusat kota Purwakarta, tepatnya di Hotel Parahyangan di Jl. Jend. Sudirman. Hotel ala losmen berlantai 2 ini dikelola lumayan baik. Kamarnya bervariasi. Untuk kamar standar, tarifnya Rp. 150.000,- / malam, sudah ber-AC dan twin bed. Yang unik adalah, semua kamar memiliki teras. Kami mengambil kamar dilantai atas yang terletak paling ujung atau hook dan menghadap langsung ke jalan raya, jadi viewnya cukup indah.
Sepanjang jalan Jend. Sudirman adalah pusat perbelanjaan dan mal serta restoran. Pada malam hari kami menyusuri sepanjang jalan ini dan melihat-lihat keramaian kota. Tidak ada pedagang kaki lima di sepanjang trotoar yang lebar dan berlantai keramik tersebut. Kota ditata sangat rapi dan dimana-mana disediakan tempat sampah. Sungguh menyenangkan. Perjalanan ke Purwakarta kali ini meninggalkan kesan yang mendalam di hati kami.