Pendidikan Ekstra Kulikuler penting tidak sih? Pengalaman pribadi yang dialami oleh anakku ketika masih di bangku TK cukup mengesankan. Kebetulan di sekolah TK-nya ada Drum Band. Dia masih malu-malu saat pertama ikut tampil dengan teman-temannya. Pada kesempatan lain ternyata dia sudah enjoy dan bahkan sangat menyukai kegiatan barunya itu.
Diluar jam sekolah, dia mengikuti kursus bahasa inggris. Saat di bangku SD, dia kursus bahasa mandarin dan jepang. Lumayan juga untuk anak usia 12 tahun, dapat membaca komik berbahasa jepang dan pada saat itu sedang tayang film Naruto di televisi. Anakku dapat menyanyikan lagu theme song serta menuliskan teksnya. Saat di bangku SLTP, inilah saatnya anakku memperoleh pengalaman yang telah memberinya begitu banyak kemajuan positif dalam hal mengasah ketrampilan, tanggung jawab dan kemandirian serta menemukan jati dirinya.
Diluar jam sekolah, dia mengikuti kursus bahasa inggris. Saat di bangku SD, dia kursus bahasa mandarin dan jepang. Lumayan juga untuk anak usia 12 tahun, dapat membaca komik berbahasa jepang dan pada saat itu sedang tayang film Naruto di televisi. Anakku dapat menyanyikan lagu theme song serta menuliskan teksnya. Saat di bangku SLTP, inilah saatnya anakku memperoleh pengalaman yang telah memberinya begitu banyak kemajuan positif dalam hal mengasah ketrampilan, tanggung jawab dan kemandirian serta menemukan jati dirinya.
Dari ekskul paduan suara, membuatnya berani tampil sebagai solis di gereja, bahkan beberapa kali jadi "wedding singer" dadakan diacara pernikahan kerabat. Lalu ikut English Club, yang membawanya menjadi story teller terbaik se-Depok tahun 2010. Ekskul gitar telah membawanya 3 kali ikut resital. Saat di SMA dia mengambil ekskul Hip Hop Dance, membawanya tampil diberbagai tempat dan masih tetap eksis sampai saat ini. Pertengahan semester ini, rencananya mau ambil kursus dansa. Mudah-mudahan bisa jadi ballroom dancer! Baru saja berwacana, dia sudah mengajukan permintaan untuk ambil les piano juga. Belum lagi saat ini dia aktif juga di organisasi gereja dan dia juga sedang mengerjakan cover album untuk grup bandnya yang latihan setiap akhir pekan. Kalau dihitung-hitung, dia memulai aktivitasnya dari pagi mulai pukul 4.45 ketika bangun dan bersiap kesekolah, lalu sekolah selesai pukul 13.30 dan dia punya waktu sekitar 90 menit untuk mengerjakan tugas kelompok dengan teman-temannya di sekolah. Lalu makan siang dan kemudian langsung ikut ekskul dan les. Pulang kerumah pukul 19.00 dan berlanjut sepanjang minggu. Hari libur dipakainya untuk kegiatan luar sekolah dan jadwalnya juga cukup padat.
Punya anak yang aktif memang menyenangkan, apalagi bila si anak dapat pula membagi waktunya serta bertanggung jawab dengan apa yang sedang dikerjakannya. Sebagai orangtua, kami selalu terbuka terhadap segala pilihan anak. Tugas kami mengarahkan dan menjadi tempatnya berbagi. Dan yang terpenting, asupan gizi baginya harus cukup supaya dapat mengimbangi energi yang dibutuhkannya untuk beraktivitas.
Tidak ada salahnya mengikuti ekskul dan kegiatan lain diluar sekolah semasa si anak tidak tertinggal pelajaran dan tentu saja dia harus tetap dapat menikmati masa mudanya yang ceria dan penuh kegembiraan.
Punya anak yang aktif memang menyenangkan, apalagi bila si anak dapat pula membagi waktunya serta bertanggung jawab dengan apa yang sedang dikerjakannya. Sebagai orangtua, kami selalu terbuka terhadap segala pilihan anak. Tugas kami mengarahkan dan menjadi tempatnya berbagi. Dan yang terpenting, asupan gizi baginya harus cukup supaya dapat mengimbangi energi yang dibutuhkannya untuk beraktivitas.
Tidak ada salahnya mengikuti ekskul dan kegiatan lain diluar sekolah semasa si anak tidak tertinggal pelajaran dan tentu saja dia harus tetap dapat menikmati masa mudanya yang ceria dan penuh kegembiraan.