Bandara I Gusti Ngurah Rai, hanya 3 menit dari lokasi hotel. |
Dari kawasan Kuta menuju ke Sanur melewati jalan tol Bali Mandara. Tol ini membentang diatas permukaan laut. |
Setelah itu, kami menuju ke kawasan Ubud untuk melihat tempat pembuatan kopi luwak. Para pengunjung dapat memesan berbagai tester minuman yang disajikan secara gratis kecuali kopi luwak. Secangkir kopi luwak dapat dibeli dengan harga Rp. 50.000. Aku membeli bubuk kopi luwak seberat 50 gram dengan harga Rp. 225.000, untuk oleh-oleh.
Tempat ini bernama Trisna Bali Agrotourism. Merupakan satu paket wisata kopi luwak yang ditawarkan kepada wisatawan meliputi kebun tanaman hortikultura dan tanaman hias, peternakan luwak, cafe dan gerai penjualan produk. Kita juga dapat melihat secara langsung cara memilih biji kopi dan cara pengolahannya sampai menjadi kopi bubuk. Demikian pula cara penyeduhan kopi luwak sampai penyajiannya sehingga aroma dan rasanya yang istimewa benar-benar bisa dinikmati.
Selain berbagai macam produk minuman tradisional seperti teh jahe, teh serai, teh pandan maupun kopi dengan aroma vanili, kopi jahe dan lainnya, tempat ini juga menjual berbagai produk kecantikan dan aroma terapi. Pilihannya sangat beragam dan dikemas dalam bentuk yang unik serta menarik. Harganyapun sangat terjangkau.
Setelah puas menikmati berbagai macam tester minuman serta minuman kopi luwak, kami melanjutkan perjalanan menuju ke The Soekarno Center.
Tempat ini merupakan sebuah museum yang didedikasikan bagi Bapak Bangsa dan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno. Di museum yang terdiri dari 2 bagian bangunan, dimana bangunan utama dijadikan museum tempat koleksi-koleksi pribadi maupun milik keluarga Soekarno, sedangkan bangunan yang terletak di sebelah kiri adalah perpustakaan.
Sebelum mengakhiri hari pertama, kami menuju ke salah satu tempat pengrajin perak di daerah Celuk. Tidak banyak yang dapat kami lihat karena waktu yang sangat terbatas. Matahari sudah beranjak ke ufuk barat saat kami tiba di lokasi ini. Tidak seperti dekade yang lalu, industri kerajinan perak di Desa Celuk saat ini mulai tampak redup. Tidak banyak kunjungan wisatawan yang menuju tempat-tempat sejenis ini.
Bisa saja karena kini di pusat-pusat keramaian dan perbelanjaan, sebut saja Krisna dan Agung Bali serta Hawaii, yang selalu ramai dan penuh pengunjung, dengan mudah dapat ditemukan berbagai macam jenis kerajinan dari perak baik perhiasan maupun pajangan atau benda seni lainnya dengan harga terjangkau. Sedangkan untuk jenis-jenis perhiasan perak di salah satu tempat pengrajin ini mematok harga cukup tinggi.
Kami kembali ke hotel untuk membersihkan diri dan makan malam.
BERSAMBUNG KE BAGIAN 2: